Setiap hari Senin, di proyek selalu diadakan safety talk (tool box meeting) sebelum mulai bekerja. Ini merupakan semacam pengarahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek. Mengikuti safaty talk ini, kadang terasa menjemukan, karena materi yang di sampaikan “itu-itu saja” dan diulang-ulang. Semua juga tahu bila keselamatan dan kesehatan kerja itu penting. Mengapa harus diulang-ulang? Begitu mungkin pikir kita.
Namun jangan salah, pengulangan materi safety talk setiap minggu itu bukan karena kita dianggap belum tahu, namun ini merupakan suatu proses internalisasi, atau suatu proses pembentukan budaya terhadap aspek itu. Tujuannya yaitu adalah agar dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan konsruksi di lapangan, setiap elemen yang terlibat di dalamnya harus selalu memerhatikan aspek K3 itu. Aspek K3 harus selalu melekat dalam perencanaan ataupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Perhatian terhadap aspek K3 ini bukan hanya terhadap aspek kehati-hatian dalam bekerja, misalnya mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu safety, pemasangan rambu-rambu kerja dan penekanan perilaku dala bekerja. Lebih dari itu, perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan tersebut harus memperhitungkan aspek safety.
Seperti diketahui, industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal semacam ini tidak bisa dilewatkan begitu saja mengingat kerugian yang akan ditimbulkan bukan hanya korban jiwa, materi yang tidak sedikit baik untuk pekerja dan entrepreneur, tertundanya sistem produksi, sampai kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak untuk masyarakat luas.
Safety talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya bahaya ditempat kerja, dan berbagai masalah pekerjaan dapat didiskusikan, untuk kemudian dapat diterapkan dan dipraktekan di lapangan. Dengan safety talk dapat pula meningkatkan pengetahuan kita terhadap berbagai hal berikut :
1. Pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya, dan upaya penanggulangannya. Semakin banyak kita melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan, maka akan membuat kita semakin berpengalaman, sehingga kita semakin familiar dengan tugas dan tanggung jawab itu, yang kemudian kita akan semakin tahu dengan kondisi lingkungan tempat bekerja, dan akan semakin cepat juga kita melakukan upaya penanggulangan bila terjadi masalah atau kondisi darurat.
2. Prosedur kerja yang benar Dari pengalaman kerja selama ini, semakin sering kita melakukan pekerjaan yang sama, kita jadi terbiasa dan semakin menguasai pekerjaan itu. Namun di satu sisi, dapat pula menjadikan kita terlena dengan kemampuan itu. Karena sudah terbiasa melakukan pekerjaan secara berulang terkadang menjadikan kita lalai, gegabah dan menganggap sepele prosedur kerja yang perlu dilalui, yang akibatnya bisa menyebabkan fatal terhadap perlengkapan ataupun manusianya. Jika kita bekerja dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, maka kita sudah terproteksi apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena persiapan, pemeriksaan dan pengesahan terhadap prosedur kerja selalu dalam kontrol sistem sehingga mampu meminimalisir dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3. Perlengkapan safety atau alat pelindung diri (APD) Setiap pekerja memiliki tanggung jawab yang sama untuk bekerja dengan aman dan memerhatikan keselamatan. Pada dasarnya kita semua tahu bahaya-bahaya yang mungkin muncul ditempat area kerja kita masing-masing dan alat-alat pelindung diri apa sajakah yang perlu kita gunakan. Perusahaan berkewajiban menyediakan dan memenuhi peralatan dan kelengkapan alat pelindung diri. Dengan hal tersebut diwajibkan juga untuk para staf dan pekerja di lingkungan proyek untuk mengenakannya dengan baik dan benar.
4. Komunikasi Dalam safety talk ini tanpa sadar kita juga belajar berkomunikasi, kapan kita harus mendengarkan dan kapan kita berbicara atau mengungkapkan pendapat. Komunikasi yang baik merupakan suatu cerminan dari keakraban dan kebersamaan kita sehingga akan menciptakan suasana yang akrab, hangat dan harmonis, yang selanjutnya akan menciptakan kebersamaan, sehingga dalam bekerja sehari-hari akan terasa ringan dan nyaman. Dalam safety talk, tidak lupa selalu diulang yel-yel penyemangat dalam bekerja. Yel-yel itu selalu diteriakkan dengan suara yang lantang, tanpa beban. Teriak yel-yel itu merupakan satu cara dalam memompa semangat kerja. Yel-yel yang diteriakkan yaitu yel-yel yang memberi kebanggaan dalam bekerja dan kebanggaan mengenai keterlibatan dalam proyek yang sedang dikerjakan, dalam setiap perannya.
Itulah sepintas mengenai pentingnya safety talk pada pekerjaan konstruksi. Sepintas ini yaitu seperti apel pagi untuk pegawai negeri atau upacara bendera untuk anak sekolah. Yang membedakan yaitu kalau safety talk dilakukan dalam suasana yang akrab, hangat dan semangat. Yang tidak kalah penting yaitu kalau penyampaian materi yang disampaikan dalam safety talk tidak bisa bersifat menggurui. Penyampaian persuasif dan berempati dengan menekankan kalau para staf dan pekerja sedang berjuang untuk keluarga (anak dan istri) dirumah, akan lebih merasuk pada pemahaman mereka.